AL-Qur'an pelita hati
Sabtu, 04 Juli 2020
Jumat, 20 Maret 2020
UTS Multimedia Dan Internet
Abstrak
Kemajuan TIK memungkinkan
pengembangan teleconference kelas virtual atau kelas yang berbasis teknologi
dan tidak memerlukan pendidik dan peserta didik dalam satu ruangan.
TIK memunculkan media elektronik
sebagai sumber pengetahuan dan pendidikan pusat.
Informasi yang dibutuhkan jadi
lebih cepat dan mudah dalam mengakses tujuan pendidikan.
Sistem administrasi pada lembaga
pendidikan akan lebih mudah dan lancar berkat adanya penerapan sistem TIK.
Inovasi dalam pembelajaran tumbuh
berupa e-learning yang inovatif dan lebih memudahkan proses pendidikan.
Munculnya metode pembelajaran
baru yang memungkinkan pendidik dan peserta didik menjalankan aktivitas
belajar-mengajar dengan lebih mudah. Dengan bantuan teknologi, pendidik bisa
dengan mudah menerangkan materi pengetahuan, sedangkan peserta didik bisa
belajar materi melalui bantuan teknologi abstrak.
Sistem pembelajaran juga tidak
harus bertatap muka. Berkat kemajuan teknologi, tenaga pendidik tidak harus
berdiri di depan kelas dan menerangkan materi di depan para peserta didik.
Proses pembelajaran bisa dilakukan melalui internet yang bisa diakses di mana
saja dan kapan saja.
Baik tenaga pendidik maupun
peserta didik jadi lebih melek teknologi guna mengikuti perkembangan teknologi
yang semakin canggih dari tahun ke tahun. Hal ini akan turut memajukan kualitas
pendidikan dari negara tersebut.
Meningkatkan kualitas sumber daya
manusia melalui pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi.
TIK digunakan dalam mata
pelajaran sekolah yang berbeda. Penggunaan ICT untuk simulasi dan pemodelan
dalam sains dan matematika telah terbukti efektif karena memiliki perangkat
lunak Teknologi
informasi dan komunikasi dalam pendidikan saling berkaitan erat. Ada banyak
dampak positif didalamnya, tapi ada juga dampak negatif yang menyertainya.
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pendidikan
tidak mungkin berjalan secara ajeg tanpa adanya perubahan-perubahan. Perubahan
akan menuntun kita kepada tujuan awal yang ingin dicapai karena pendidikan
tidak selalu berjalan mulus seperti yang diharapkan dalam benak kita. Selalu
ada liku di setiap perjalanannya yang terkadang membuat sang pelaku pendidikan
merasa kurang nyaman. Pelaku pendidikan yang dimaksud dalam hal ini tentunya
para pendidik maupun peserta didik. Problem-problem dalam pendidikan seakan
menjadi bumbu yang menghadirkan suatu dilema yang tak kunjung usai.
Pendidikan
jarak jauh atau dapat juga disebut sebagai pembelajaran jarak jauh, mungkin
sudah mulai dilirik oleh para pelaku pendidikan untuk dijadikan salah satu
solusi dari sekian banyak problem pendidikan. Lebih tepatnya lagi mulai menjadi
“trend-center” dalam dunia pendidikan kita. Sebenarnya
istilah tersebut sudah lama digaungkan bahkan diterapkan oleh para pendidik
maupun peserta didik dalam suatu proses pembelajaran yang notabene dalam hal
ini lebih banyak dilakukan secara terpisah di luar kelas. Secara terpisah
disini berarti antara pendidik dan peserta didik tidak berada dalam satu
ruangan yang sama bahkan waktunyanya pun bisa berbeda. Interaksi pendidik dan
peserta didik dilakukan secara langsung maupun tidak langsung, misal dengan
melakukan chatting lewat koneksi internet (langsung) maupun dengan berkirim
email untuk sekedar mengumpulkan tugas (tidak langsung). Tentunya suatu proses
pembelajaran yang seperti ini juga memiliki kekurangan dalam pengaplikasiannya.
Oleh karenanya diperlukan kecerdikan para pendidik dalam meminimalisir
kekurangan yang ada. Tentunya dengan memperhatikan kondisi ekonomi, sosial,
budaya, serta karakteristik belajar masing-masing sasaran yang akan dituju
(peserta didik).
PEMBAHASAN
A. Pengertian
dan Hakikat Pembelajaran Jarak Jauh (e-learning)
1. Pengertian,
Faktor, dan Prinsip dalam Pembelajaran Jarak Jauh
Pembelajaran
jarak jauh seperti yang sering kita dengar merupakan pembelajaran
yang mengutamakan kemandirian. Guru dapat menyampaikan materi ajar kepada
peserta didik tanpa harus bertatap muka langsung di dalam suatu ruangan yang
sama. Pembelajaran semacam ini dapat dilakukan dalam waktu yang sama maupun
dalam waktu yang berbeda.
Pernyataan
tersebut diperkuat oleh pendapat dari Hamzah B.Uno dalam bukunya yang
berjudul Model Pembelajaran yang menyatakan bahwa pembelajaran jarak
jauh adalah sekumpulan metode pengajaran di mana aktivitas pengajaran
dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar. Pemisah kedua kegiatan
tersebut dapat berupa jarak fisik maupun nonfisik (2007:34). Jarak fisik dalam
artian lokasi, dan jarak nonfisik yakni kondisi. Melalui PJJ (Pembelajaran
Jarak Jauh) pula dimungkinkan antara pengajar dan pembelajar berbeda
tempat bahkan bisa dipisahkan oleh jarak yang
sangat jauh (sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_Jarak_Jauh).
Selain
itu pula, dalam pembelajaran jarak jauh dikenal pula istilah E-Learning.
E-learning merupakan metode penyampaian yang digunakan dalam pembelajaran jarak
jauh. E-learning dapat dipahami sebagai metode penyampaian dengan komputer dan
memanfaatkan teknologi internet serta pemrograman yang memungkinkan para
peserta didik untuk berinteraksi dengan bahan-bahan pelajaran melalui chat
room (ruang komunikasi) misalnya. (sumber: http://www.ica-sae.org/trainer/indonesian/p11.htm)
Pada
pelaksanaannya ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan, agar sistem
pendidikan (pembelajaran) jarak jauh dapat berjalan dengan baik, yakni perhatian,
percaya diri pendidik, pengalaman, mudah menggunakan peralatan, kreatif
menggunakan alat, dan menjalin interaksi dengan peserta didik.
Seperti
yang telah disinggung di atas, bahwa pembelajaran jarak jauh memungkinkan para
peserta mengambil kelas kapanpun dan dimanapun. Hal ini memungkinkan mereka
untuk menyesuaikan pendidikan dan pelatihannya dengan tanggung jawab dan
komitmen-komitmen lainnya, seperti keluarga dan pekerjaan. Ini juga memberi
kesempatan kepada para peserta didik yang mungkin tidak dapat belajar
karena keterbatasan waktu, jarak atau dana untuk ikut serta. Walaupun demikian
untuk menerapkan pembelajaran jarak jauh tersebut kita juga harus memperhatikan
prinsip-prinsip dalam pembelajaran jarak jauh, yaitu sebagai berikut :
1. Tujuan
yang jelas. Perumusan tujuan harus jelas, spesifik, teramati, dan terukur untuk
mengubah perilaku peserta didik.
2. Relevan
dengan kebutuhan. Program belajar jarak jauh harus relevan dengan kebutuhan
peserta didik, masyarakat, dunia kerja, atau lembaga pendidikan.
3. Mutu
pendidikan. Pengembangan program belajar jarak jauh upaya meningkatkan mutu
pendidikan yaitu proses pembelajaran yang ditandai dengan pembelajaran lebih
aktif atau mutu lulusan yang lebih produktif.
4. Efisiensi
dan efektivitas program. Efisiensi mencakup penghematan dalam penggunaan biaya,
tenaga, sumber dan waktu, sedapat mungkin menggunakan hal-hal yang tersedia.
5. Efektivitas.
Memperhatikan hasil-hasil yang dicapai oleh lulusan, dampaknya terhadap program
dan terhadap masyarakat.
6. Pemerataan.
Hal ini berkaitan dengan pemerataan dan perluasan kesempatan belajar, khususnya
bagi yang tidak sempat mengikuti pendidikan formal karena lokasinya jauh atau
sibuk bekerja.
7. Kemandirian.
Kemandirian baik dalam pengelolaan, pembiayaan, maupun dalam kegiatan belajar.
8. Keterpaduan.
Keterpaduan, yang dimaksud adalah keterpaduan berbagai aspek seperti
keterpaduan mata pelajaran secara multi disipliner.
9. Kesinambungan.
Penyelenggaraan belajar jarak jauh tidak insidental dan sementara, tetapi
dikembangkan secara berlanjut dan terus menerus.
2. Kelemahan
dan Kelebihan Pembelajaran Jarak Jauh (E-Learning)
Jika
Kita lihat prinsip-prinsip di atas, penggunaan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh)
dapat sangat efektif, khususnya bagi para peserta yang lebih dewasa dan
memiliki motivasi kuat untuk mengejar sukses dan senang diberi kepercayaan
melakukan proses belajar secara mandiri. Tetapi, kesuksesan Pembelajaran Jarak
Jauh yang meninggalkan ketaatan pada jadwal seperti pada proses pembelajaran
tatap muka, bukanlah merupakan suatu pilihan yang mudah baik bagi instruktur
maupun peserta didik. Maka dari itu PJJ memiliki keterbatasan sekaligus
kelebihan. Berikut kelebihan pembelajaran jarak jauh (Rusman. 2011:351) :
a) Tersedianya
fasilitas e-moderating di mana pendidik dan peserta didik
dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet tanpa dibatasi oleh
jarak, tempat, waktu.
b) Peserta
didik dapat belajar atau me-review bahan pelajaran setiap saat dan
di mana saja kalau diperlukan.
c) Bila
peserta didik memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang
dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara mudah.
d) Baik
pendidik maupun peserta didik dapat melakukan diskusi melalui internet yang
dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
e) Peserta
didik dapat benar-benar menjadi titik pusat kegiatan belajar-mengajar karena ia
senantiasa mengacu kepada pembelajaran mandiri untuk pengembangan diri pribadi.
(Oemar Hamalik, 1994:52)
Walaupun
demikian, pembelajaran jarak jauh juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan,
antara lain (Rusman. 2011:352) :
a) Kurangnya
interaksi antara pendidik dan peserta didik atau bahkan antarsesama peserta
didik itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam
proses pembelajaran.
b) Kecenderungan
mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya
aspek bisnis/komersial.
c) Masalah
ketepatan dan kecepatan pengiriman modul dari puast pengelolaan pembelajaran
jarak jauh kepada para peserta di daerah sering tidak tepat waktu, dank
arenanya dapat menghambat kegiatan pembelajaran. (Oemar Hamalik, 1994:53)
d) Peserta
didik yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung
gagal.
e) Dukungan
administratif untuk proses pembelajaran jarak jauh dibutuhkan untuk melayani
jumlah peserta didik yang mungkin sangat banyak.
KESIMPULAN
Seperti pada pembahasan
di atas menerangkan bahwa pembelajaran jarak jauh merupakan pembelajaran yang
berciri khas kemandirian. Pembelajaran jarak jauh merupakan salah satu
alternatif untuk mengatasi suatu masalah dalam pembelajaran. Misalnya,
memberikan kemudahan bagi siswa yang mengalami kesulitan untuk mengakses
pembelajaran karena jarak yang yang jauh.
Dalam pelaksanaannya,
pembelajaran jarak jauh ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, misalnya
interaksi, pengalaman,dll. selain itu juga dalam pembelajaran jarak jauh
terdapat 9 prinsip dan unsur-unsur yang perlu diperhatikan.
Pada pembahasan di atas juga menjabarkan teori belajar mana
yang ada dan sesuai untuk diterapkan dalam pembelajaranjarak jauh, yakni teori
behavioristik, kognitif, dan psikomotor. Teori behaviorisme menjadi rujukan
dalam mengembangkan desain pembelajaran khususnya dalam bentuk pemberian umpan
balik dalam latihan soal dan petunjuk praktis dalam tugas. Teori
kognitivisme menjadi acuan dalam mengembangkan dan mengorganisasi materi serta
aktivitas pembelajaran. Dan Teori konstruktivisme menjadi inspirasi dalam
mengembangkan bahan ajar, tugas dan diskusi agar mengandung muatan-muatan yang
bersifat kontekstual dan memberikan pengalaman belajar peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Kamis, 19 Maret 2020
Langganan:
Komentar (Atom)